Standar Antropometri

Standart Antropometri Anak

A. Latar Belakang

Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada WHO ChildGrowthStandardsuntuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference2007 untuk anak 5 (lima) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun. Standar tersebut memperlihatkan bagaimana pertumbuhan anak dapat dicapai apabila memenuhi syarat-syarat tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari negara manapun akan tumbuh sama bila gizi, kesehatan dan pola asuh yang benar terpenuhi. Melalui berbagai telaahan dan diskusi pakar, Indonesia memutuskan untuk mengadopsi standar ini menjadi standar yang resmi untuk digunakan sebagai standar antropometri penilaian status gizi anak melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Standar ini memiliki banyak manfaat, diantaranya:

1. sebagai rujukan bagi petugas kesehatan untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko gagal tumbuh tanpa menunggu sampai anak menderita masalah gizi.

2. sebagai dasar untuk mendukung kebijakan kesehatan dan dukungan publik terkait dengan pencegahan gangguan pertumbuhan melalui promosi program air susu ibu, makanan pendamping air susu ibu, dan penerapan perilaku hidup sehat.

Namun demikian dalam penerapan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, ditemukan beberapa permasalahan antara lain tidak sesuai dengan WHO Child Growth Standards dan menimbulkan banyak dilema khususnya bagi para petugas terkait yang menggunakan Keputusan Menteri tersebut.

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, 2013, dan 2018 menunjukkan ketidaksesuaian istilah malnutrisi dalam bahasa Indonesia dengan klasifikasi malnutrisi menurut WHO 2006. Berat badan menurut umur seharusnya diklasifikasikan sebagai berat badan kurang atau sangat kurang. Berat badan menurut panjang/tinggi badan seharusnya diklasifikasikan sebagai gizi kurang dan gizi buruk sebagaimana mengacu pada tata laksana Moderate Acute Malnutrition (MAM) dan tata laksana SevereAcuteMalnutrition(SAM) yang diterbitkan oleh WHO. Saat ini istilah wastedatau severelywasteddalam bahasa Indonesia diterjemahkan secara kurang tepat sebagai kurus atau sangat kurus. Oleh sebab itu kategori penentuan status gizi perlu dikembalikan pada istilah yang tepat guna kepentingan tata laksana lebih spesifik, yaitu gizi kurang untuk wasteddan gizi buruk untuk severelywasted.

Demikian pula untuk kategori gemuk berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) di atas Z Score+2 SD, menurut WHO klasifikasinya adalah overweight. Overweight tidak selalu gemuk karena gizi lebih akibat massa otot yang berlebih pun dapat diklasifikasikan sebagai overweight. Oleh sebab itu, istilah yang lebih tepat adalah gizi lebih. Sedangkan untuk istilah sangat gemuk yang digunakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, lebih tepat menggunakan istilah obesitas.

Seorang anak dengan berat badan kurang belum tentu mengalami gizi kurang atau gizi buruk jika mengalami pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted) maka status gizinya dapat cukup bahkan gizi lebih, sehingga penentuan status gizi perlu melihat seluruh indeks yang ada.

Oleh sebab itu, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, yang menetapkan klasifikasi status gizi perlu direvisi serta ditambahkan penjelasan tentang penilaian status gizi dan tren pertumbuhan serta pentingnya deteksi dini risiko gagal tumbuh (at risk failure to thrive) dan kenaikan massa lemak tubuh dini (early adiposityrebound) dan tata laksana segera.

B. Tujuan

Penyusunan Standar Antropometri Anak bertujuan untuk menetapkan acuan dalam penilaian status gizi dan tren pertumbuhan Anak Indonesia.

PENILAIAN STATUS GIZI ANAK

Standar Antropometri Anak digunakan untuk menilai atau menentukan status gizi anak. Penilaian status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan dengan Standar Antropometri Anak. Klasifikasi penilaian status gizi berdasarkan Indeks Antropometri sesuai dengan kategori status gizi pada WHO ChildGrowthStandardsuntuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak 5-18 tahun.

Umur yang digunakan pada standar ini merupakan umur yang dihitung dalam bulan penuh, sebagai contoh bila umur anak 2 bulan 29 hari maka dihitung sebagai umur 2 bulan. Indeks Panjang Badan (PB) digunakan pada anak umur 0-24 bulan yang diukur dengan posisi terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan posisi berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm. Sementara untuk indeks Tinggi Badan (TB) digunakan pada anak umur di atas 24 bulan yang diukur dengan posisi berdiri. Bila anak umur di atas 24 bulan diukur dengan posisi terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm.

A. Indeks Standar Antropometri Anak

Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:

1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severelyunderweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan, sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum diintervensi.

2. Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)

Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang atau tinggi badan anak berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama atau sering sakit.

Anak-anak yang tergolong tinggi menurut umurnya juga dapat diidentifikasi. Anak-anak dengan tinggi badan di atas normal (tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh gangguan endokrin, namun hal ini jarang terjadi di Indonesia.

3. Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)

Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih (possible risk of overweight).Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut) maupun yang telah lama terjadi (kronis).

4. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan hasil yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U

>+1SD berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan obesitas.

Interpretasi dengan menggunakan indeks IMT/U untuk identifikasi masalah gizi lebih, kategori berisiko gizi lebih (possible risk of overweight) digunakan dalam penilaian tingkat individu. Kategori tersebut tidak termasuk dalam klasifikasi untuk hasil survei dan cakupan program.

B. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

IndeksKategori Status GiziAmbang Batas (Z-score)
Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0 - 60 bulanBerat badan sangat kurang (severely underweight)<-3 SD
Berat badan kurang (underweight)-3 SD sd <- 2SD
Berat badan normal-3 SD sd +1 SD
Resiko Berat Badan Lebih> +1 SD
Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0 - 60 bulanSangat pendek (severely stunted)<-3 SD
Pendek (stunted)-3 sd <- 2 SD
Normal-2 SD sd +1 SD
Tinggi> +3 SD
Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB) anak usia 0 - 60 bulanGizi buruk (severely wasted)<-3 SD
Gizi Kurang (wasted)-3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal)-2 SD sd +1 SD
Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight)> + 1 SD sd + 2 SD
Gizi lebih (overweight)> + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese)> + 3 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia 0 - 60 bulanGizi buruk (severely wasted)<-3 SD
Gizi Kurang (wasted)-3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal)-2 SD sd +1 SD
Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight)> + 1 SD sd + 2 SD
Gizi lebih (overweight)> + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese)> + 3 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia 5 - 18 tahunGizi buruk (severely thinness)<-3 SD
Gizi kurang (thinness)-3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal)-2 SD sd +1 SD
Gizi lebih (overweight)> +1 SD sd +2 SD
Obesitas (obese)> + 2 SD

Keterangan:

1 Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB atau IMT/U

2 Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin seperti tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuk ke dokter spesialis anak jika diduga mengalami gangguan endokrin (misalnya anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan tinggi orang tua normal).

3 Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi buruk dan gizi kurang, kriteria diagnosis gizi buruk dan gizi kurang menurut pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB).

A. Tabel Standar Antropometri dan Grafik Pertumbuhan Anak

Penentuan status gizi anak merujuk pada tabel Standar Antropometri Anak dan grafik pertumbuhan anak, namun grafik lebih menggambarkan kecenderungan pertumbuhan anak. Baik tabel maupun grafik menggunakan ambang batas yang sama.

Untuk menentukan status gizi anak, baik menggunakan tabel maupun grafik perlu memperhatikan keempat indeks standar antropometri secara bersamaan sehingga dapat menentukan masalah pertumbuhan, untuk dilakukan tindakan pencegahan dan tata laksana lebih lanjut.

Tabel Standar Antropometri dan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) terdiri atas indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan BB/TB), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U), sebagai berikut:

Tabel 2. Standar Panjang Badan menurut Umur (PB/U) Anak Laki-Laki Umur 0 - 24 Bulan

Tabel 3. Standar Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Anak Laki-Laki Umur 24-60 Bulan

Tabel 4. Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan

Tabel 4. Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan

Tabel 5. Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Laki-Laki Umur 24-60 Bulan

Tabel 6. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan

Tabel 7. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 24-60 Bulan

Tabel 8. Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan

Tabel 9. Standar Panjang Badan menurut Umur (PB/U) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan

Tabel 10. Standar Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Anak perempuan Umur 24-60 Bulan

Tabel 11. Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan

Tabel 12. Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak perempuan umur 24-60 bulan

Tabel 13. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan

Tabel 14. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak perempuan umur 24-60 bulan

Tabel 15. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 5-18 Tahun

Tabel 16. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak perempuan umur 5-18 tahun

BAB III: PENILAIAN TREN PERTUMBUHAN ANAK

Tumbuh normal adalah pertumbuhan yang sesuai grafik pertumbuhan. Tumbuh normal merupakan gambaran kondisi status gizi dan status kesehatan yang optimal. Jika pertumbuhan berat badan dapat dipertahankannormal, maka panjang/tinggi badan dan lingkar kepala juga akannormal. Pertumbuhan bersifat simultan namun kecepatannya berbeda. Padasaatpertumbuhan berat badan mengalami weight faltering, saat itujugapanjang/tinggi badan dan lingkar kepala mengalami deselerasi.

Penilaian pertumbuhan anak harus dilakukan secara berkala. Banyakmasalah fisik maupun psikososial yang dapat mempengaruhi pertumbuhananak. Pertumbuhan yang terganggu dapat merupakan tanda awal adanyamasalah gizi dan kesehatan.

Alat utama untuk mengevaluasi pertumbuhan adalah grafik pertumbuhan Berat Badan menurut Umur (BB/U), tabel kenaikan berat badan(weightincrement), grafik Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atauTB/U), tabel pertambahan panjang badan atau tinggi badan (length/height increment), dan grafik Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) denganmempertimbangkan umur, jenis kelamin, dan hasil pengukuran berat badandan panjang/tinggi badan yang dilakukan secara akurat.

Penilaian tren pertumbuhan anak dilakukan dengan:

1. Membandingkan Pertambahan Berat Badan dengan Standar KenaikanBerat Badan

Penilaian tren pertumbuhan anak dengan membandingkan pertambahanberat badan dengan standar kenaikan berat badan dilakukandenganmenggunakan grafik Berat Badan menurut Umur (BB/U) dantabel kenaikan berat badan (weight increment), sebagai berikut:

a. Penilaian Pertambahan Berat Badan Menggunakan GrafikBB/U

Tren pertumbuhan anak mengindikasikan apakah seoranganaktumbuh normal atau mempunyai masalah, mempunyai risikopertumbuhan yang harus dinilai ulang. Anak yang tumbuhnormal, mengikuti kecenderungan yang umumnya sejajar dengangarismedian dan garis-garis Z-score. Sebagian besar anak akantumbuhmengikuti salah satu “jalur” pertumbuhan, pada atau diantaragarisZ score dan sejajar terhadap median, jalur pertumbuhan mungkinsaja dibawah atau diatas angka median.

Pada waktu mengintepretasikan grafik pertumbuhanperludiperhatikan situasi yang mungkin menunjukan ada masalahataurisiko, yaitu:

  1. garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis Z-score
  2. garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun secara tajam
  3. garis pertumbuhan terus mendatar, misalnya: tidakadakenaikan berat

b. Penilaian Kenaikan Berat Badan Menggunakan Tabel KenaikanBeratBadan (Weight Increment)

Penilaian pertumbuhan merupakan suatu proses berkelanjutanyangdinamis dan bukan hanya potret satu titik. Artinya pertambahanberat badan harus selalu dinilai dari waktu ke waktu. Gagal tumbuhatau Failure To Thrive (FTT) atau weight faltering adalah suatuistilahyang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan yang tidakadekuat atau ketidakmampuan untuk mempertahankan pertumbuhan, biasanya pada masa kanak-kanak awal gagal tumbuhmerupakan tanda awal kekurangan gizi, harus dicari penyebabnyadan ditatalaksana segera dan bukan suatu diagnosis.

Risiko gagal tumbuh dapat dideteksi melalui penilaian tren pertumbuhan menggunakan garis pertumbuhan serta pertambahanberat badan dari waktu ke waktu (weight velocity) dan tabel kenaikanberat badan (weight increment).

Berikut tabel kenaikan berat badan yang terdiri dari perubahanberatbadan dalam interval tiga, interval empat atau interval enambulandibandingkan data populasi dengan usia yang sama.

2. Membandingkan Pertambahan Panjang Badan atau Tinggi BadandenganStandar Pertambahan Panjang Badan atau Tinggi Badan

Penilaian tren pertumbuhan anak dengan membandingkan pertambahanpanjang badan atau tinggi badan dengan standar pertambahanpanjangbadan atau tinggi badan dilakukan dengan menggunakangrafikPanjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U) dantabel pertambahan panjang badan atau tinggi badan (length/height increment), sebagai berikut:

a. Penilaian Pertambahan Panjang/Tinggi Badan MenggunakanGrafikPB/U atau TB/U Tren pertumbuhan anak mengindikasikan apakah seoranganaktumbuh normal atau mempunyai risiko pertumbuhan yangharusdinilai ulang. Anak dikatakan tumbuh normal bila grafikpanjang/tinggi badan sejajar dengan garis median.

b. Penilaian Pertambahan Panjang Badan atau Tinggi BadanMenggunakan Tabel Pertambahan panjang Badan atau Tinggi Badan(length/height increment)

Penilaian pertumbuhan merupakan suatu proses berkelanjutanyangdinamis dan bukan hanya potret satu titik. Artinya pertambahanpanjang badan atau tinggi badan harus selalu dinilai dari waktukewaktu sehingga dapat diidentifikasi segera adanya perlambatanpertumbuhan sebelum terjadi stunting. Perlambatan pertumbuhan, yang merupakan risiko terjadinya perawakan pendek dapat dideteksi melalui penilaian tren pertumbuhan menggunakan garis pertumbuhan dan tabel pertambahan panjang badan atautinggi badan (length/height increment). Tabel 20 sampai Tabel 23mencantumkan pertambahan panjang badan atau tinggi badandengan interval dua, tiga, empat atau enam bulan sesuai jeniskelamin dan usia.

3. Menilai Kenaikan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

IMT tidak selalu meningkat dengan bertambahnya umur seperti yangterjadi pada berat badan dan tinggi badan. Pada grafik IMT/Uterlihatbahwa IMT bayi naik secara tajam, karena terjadi peningkatanberatbadan secara cepat relatif terhadap panjang badan pada 6 bulanpertamakehidupan. Kemudian IMT menurun setelah bayi berumur 6 bulandantetap stabil pada umur 2 sampai 5 tahun.

Penilaian kenaikan indeks massa tubuh dini yang terjadi di antara periodepuncak adipositas (peak adiposity) dan kenaikan massa lemaktubuh(adiposity rebound) menggunakan grafik Indeks Massa Tubuh menurutUmur (IMT/U) berdasarkan hasil skrining yang menggunakan grafikBeratBadan menurut Umur (BB/U).

Penentuan risiko gizi lebih merupakan upaya deteksi dini yang dilakukanuntuk mengidentifikasi kelompok sasaran dalam rangka pencegahankejadian gizi lebih dan obesitas pada anak serta untuk menghindari ataumengurangi dampak Penyakit Tidak Menular (Non Communicable Diseases)lebih lanjut yang timbul di kemudian hari. Sulitnya tatalaksana obesitasmenyebabkan pencegahan menjadi prioritas utama.

BAB IV: DETEKSI DINI DAN TATA LAKSANA

Dalam rangka pencegahan masalah gizi pada anak, harus dilakukandeteksi dini di masyarakat melalui Upaya Kesehatan BersumberdayaMasyarakat (UKBM) antara lain posyandu, poskesdes, dan institusi pendidikan. Jika ditemukan risiko gagal tumbuh (at risk failure to thrive), kenaikan massa lemak tubuh dini (early adiposity rebound) danrisikoperawakan pendek (short stature) maka wajib segera dilakukan tata laksanasesuai kebutuhan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatanyangkompeten. Deteksi dini melalui UKBM misalnya posyandu, dimulai dari pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan indeks Berat BadanmenurutUmur (BB/U). Hasil penimbangan berat badan di Posyandu, harus diplot padagrafik BB/U dalam Buku KIA atau KMS, bila ditemukan:

1. Anak dengan kriteria nilai Zscore BB/U di bawah minus dua standardeviasi atau di atas satu standar deviasi (+1 SD) makaperludikonfirmasi oleh petugas kesehatan yang berkompeten untuk dilakukan:

a. penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/U atauTB/U, BB/PB dan atau BB/TB, IMT/U b. penilaian tren IMT/U pada anak dengan BB/U >+1 SD(anak>7-8bulan)

2. Anak dengan kriteria nilai Z-score BB/U di antara minus dua standardeviasi sampai dengan kurang dari sama dengan satu standar deviasi ( -2≤ BB/U ≤ +1) termasuk anak yang normal, namun perlu dilihat trenpertumbuhannya.

a. Bila tren mengikuti garis pertumbuhan (Naik), maka anakdapatkembali ke Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya padabulanberikutnya.

b. Bila anak tidak ditimbang bulan sebelumnya atau trentidakmengikuti garis pertumbuhan (Tidak Naik), maka anak perludi dikonfirmasi oleh petugas kesehatan yang berkompetenuntukdilakukan:

  1. penilaian kenaikan berat badan dibandingkan dengan standarweight increment (khusus untuk anak 0-24 bulan)
  2. penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/UatauTB/U, BB/PB dan atau BB/TB, IMT/U

Jika di Posyandu terdapat sumber daya untuk melakukan pengukuranpanjang badan atau tinggi badan, maka hasil pengukuran harus diplot padagrafik PB/U atau TB/U.

3. Anak dengan kriteria PB/U atau TB/U berada di antara minus duastandar deviasi sampai dengan 3 standar deviasi ( >+3 SD atau >-2SD)termasuk anak dengan kategori tinggi badan normal, namun perludilihattren pertumbuhannya.

a. Bila tren mengikuti garis pertumbuhan (Naik), maka anakdapatkembali ke Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya padabulanberikutnya.

b. Bila anak tidak diukur bulan sebelumnya atau tren tidak mengikuti garis pertumbuhan (Tidak Naik), maka anak perlu di dikonfirmasi oleh petugas kesehatan yang berkompeten untuk dilakukan:

  1. penilaian kenaikan panjang atau tinggi badan dibandingkandengan standar length/height increment (khusus untuk anak0-24 bulan)
  2. penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/UatauTB/U, BB/PB dan atau BB/TB, IMT/U

4. Anak dengan kriteria nilai Zscore PB/U atau TB/U dibawah minus duastandar deviasi atau diatas tiga standar deviasi (+3SD)perlu dikonfirmasi oleh petugas kesehatan yang berkompetenuntukdilalukan penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/UatauTB/U, BB/PB dan atau BB/TB, IMT/U

Penilaian status gizi perlu melihat seluruh indeks antropometri agar dapatdiketahui masalah yang sesungguhnya untuk tata laksana segera.

  1. Anak 0-24 bulan dengan kenaikan berat badan kurang dari standarweight increment berisiko mengalami gagal tumbuh. Anak ini wajibditindaklanjuti dengan evaluasi lengkap melalui Proses AsuhanGizi dandilakukan pemeriksaan untuk kemungkinan adanya penyakit penyertaatau dirujuk.
  2. Anak dengan BB/PB atau BB/TB di bawah minus dua atau di bawahminus tiga standar deviasi termasuk gizi kurang atau gizi buruk sehinggawajib mendapatkan intervensi berupa pencegahan dan tatalaksanagizi buruk pada balita atau dirujuk.
  3. Anak dengan IMT/U lebih dari satu standar deviasi (>+1 SD) atauanakusia lebih dari 7-8 bulan dengan tren IMT meningkat berisiko mengalami kenaikan lemak tubuh dini (early adiposity rebound). Anak ini wajib - 76 - ditindaklanjuti dengan intervensi pencegahan dan tatalaksana gizi lebihpada balita atau dirujuk.
  4. Anak 0-24 bulan dengan kenaikan panjang badan kurang dari standarlength increment berisiko mengalami perlambatan pertumbuhanlinear. Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan evaluasi lengkap melalui ProsesAsuhan Gizi dan dilakukan pemeriksaan untuk kemungkinanadanyapenyakit penyerta atau dirujuk.
  5. Anak dengan PB/U atau TB/U dibawah minus dua standar deviasi ( +3 SD), artinyaanak berperawakan tinggi dan perlu dirujuk ke fasyankes yang lebihtinggi untuk deteksi dini penyebabnya sehingga dapat ditatalaksana segera(misalnya anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkantinggi orang tua normal).

BAB V: PENUTUP

Standar Antropometri Anak digunakan untuk menetapkan acuandalampenilaian status gizi dan tren pertumbuhan Anak Indonesia, sebagai rujukanuntuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko gagal tumbuhtanpamenunggu sampai anak menderita masalah gizi, serta sebagai dasar untukmendukung kebijakan kesehatan dan dukungan publik terkait denganpencegahan gangguan pertumbuhan.

Dengan ditetapkannya Standar Antropometri Anak, diharapkandapatmemberikan acuan pelaksanaan dan pedoman bagi seluruh pemangkukepentingan di pusat dan daerah, serta pengguna pada berbagai tingkatfasilitas pelayanan kesehatan utamanya dalam rangka upaya perbaikangizi masyarakat.